Rabu, 12 Desember 2012

Modal Sosial

       Definisi modal sosial sangat beragam, namun secara umum modal sosial dapat dimaknai sebagai institusi, hubungan, sikap dan nilai yang memfasilitasi interaksi antar individu antar kelompok masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi dan pembangunan masyarakat itu sendiri (Iyer 2005).
       Ada beberapa tokoh yang berperan memperkenalkan konsep modal sosial dalam karya-karya mereka seperti Bourdieu, Coleman dan Putnam (Sabatini 2005).
  1. Menurut Bourdieu ada 3 dimensi modal yang berhubungan dengan kelas sosial yaitu: modal ekonomi, modal kultural, dan modal sosial. Bourdieu adalah ilmuan sosial dari aliran Neo -Marxis yang mengaitkan modal sosial dengan konflik kelas. Modal sosial bagi Bourdieu adalah relasi sosial yang dapat dimanfaatkan seorang aktor dalam rangka mengejar kepentingannya. Dengan demikian modal sosial bisa menjadi alat perjuangan kelas. Bourdieu (1986) mendefinisikan modal sosial sebagai sumber daya yang dimiliki seseorang ataupun sekelompok orang dengan memanfaatkan jaringan, atau hubungan yang terlembaga dan ada saling mengakui antar anggota yang terlibat di dalamnya. Dari definisi tersebut ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam memahami modal sosial yaitu: pertama, sumber daya yang dimiliki seseorang berkaitan dengan keanggotaan dalam kelompok dan jaringan sosial. Besarnya modal sosial yang dimiliki seseorang tergantung pada kemampuan orang tersebut memobilisasi hubungan dan jaringan dalam kelompok atau dengan orang lain di luar kelompok. Kedua, kualitas hubungan antar aktor lebih penting daripada hubungan dalam kelompok (Bourdieu 1986). Bourdieu melihat bahwa jaringan sosial tidak bersifat alami, melainkan dibentuk melalui strategi investasi yang berorientasi kepada pelembagaan hubungan kelompok yang dapat dipakai sebagai sumber untuk meraih keuntungan. Karya Bourdieu walaupun monumental tapi kurang dikenal luas kecuali oleh mereka yang bisa berbahasa Perancis.
  2. Modal sosial baru menjadi perhatian setelah Coleman menulis tentang topik ini. Coleman melengkapi kajian Bourdieu dengan melihat modal sosial berdasarkan fungsinya. Menurutnya, modal sosial mencakup dua hal yaitu: (1) modal sosial mencakup aspek tertentu dari struktur sosial; dan (2) modal sosial memfasilitasi pelaku (aktor) bertindak dalam struktur tersebut. Lebih lanjut Coleman juga mengembangkan pemahaman modal sosial yang meliputi asosiasi (hubungan) vertikal dan horisontal. Asosiasi vertikal ditandai dengan hubungan yang bersifat hirarkis dan pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antar anggota masyarakat. Hubungan semacam ini mempunyai konsekuensi positif maupun negatif. Sedangkan asosiasi horisontal adalah hubungan yang sifatnya egaliter dengan pembagian kekuasaan yang lebih merata (Coleman 1998).
  3. Tokoh yang paling sering disebut memperkenalkan konsep modal sosial adalah Robert Putnam. Putnam menjabarkan modal sosial sebagai seperangkat asosiasi antar manusia yang bersifat horisontal yang mencakup jaringan dan norma bersama yang berpengaruh terhadap produktivitas suatu masyarakat. Intinya Putnam melihat modal sosial meliputi hubungan sosial, norma sosial, dan kepercayaan (trust) (Putnam 1995). Penekanan modal sosial adalah membangun jaringan (networks) dan adanya pemahaman norma bersama. Namun perlu disadari pemahaman norma bersama belum cukup menjamin kerjasama antar individu karena bisa saja ada yang tidak taat (moral hazard). Oleh karena itu dibutuhkan sanksi sosial yang bersifat informal sehingga kualitas hubungan dan interaksi sosial tetap terjaga dengan baik. Sanksi sosial dimaksudkan agar tidak terjadi deviasi terhadap norma yang ada (Coleman 1998; Iyer 2005). Disini modal sosial yang dimaksud adalah sistem nilai yang dianut bersama dan aturan tentang perilaku sosial masyarakat yang di dalamnya sudah meliputi kepercayaan dan tanggung jawab sosial. Lebih lanjut modal sosial berpengaruh terhadap lingkungan sosial dan lingkungan politik yang kemudian ikut membentuk norma tentang kepemerintahan, aturan hukum, dan kebebasan politik (North 1990).
       Dari berbagai uraian di atas tekanan berbagai definisi modal sosial adalah sebagai kepercayaan, norma, dan jaringan yang memungkinkan anggota komunitas bertindak kolektif. Definisi modal sosial yang telah dipaparkan memang sederhana tapi perlu kritis melihatnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan berbagai defenisi yang telah kita pelajari. Pertama, definisi di atas fokus pada sumber modal sosial dan bukan akibat modal sosial (Portes 1998). Norma dan jaringan dapat dianggap sebagai sumber modal sosial. Tentu di sini karakteristik modal sosial seperti kepercayaan dan reprositas sudah tercakup di dalamnya. Kedua, berbagai definisi di atas membuka peluang dimasukannya berbagai dimensi modal sosial yang memungkinkan pemahaman modal sosial menjadi lebih kompleks. Selain itu, ada asumsi teoretis bahwa setiap komunitas mempunyai akses yang sama terhadap modal sosial. Definisi modal sosial memberi kesan bahwa suatu masyarakat dapat mengisolir diri dan akan mampu bertahan jika mempunyai modal sosial yang kuat. Pandangan isolasionis seperti ini lebih memilih memenuhi semua kebutuhan dari sumber yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Pandangan ini tidak salah namun kita perlu menyadari bahwa ada sisi negatif dari pemahaman modal sosial yang sempit. Misalnya, suatu masyarakat karena lebih mementingkan pemenuhan kewajiban sosial, mereka kurang memperhatikan peningkatan ekonomi rumah tangga sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat kesejahteraan rumah tangga. Ini adalah salah satu kritik kelompok neo-klasik terhadap konsep modal sosial. Menurut kelompok neo-klasik, interaksi sosial individual dianggap sebagai tindakan tidak rasional karena biaya sosial dan uang cukup besar namun produktivitas individu terus menurun (Woolcock 2000).

3 komentar:

  1. bagus. sayang ga da sumber referensinya....

    BalasHapus
  2. boleh minta daftar pudtakanya? untuk bahan referensi skripsi. Terima Kasih

    BalasHapus