Jumat, 23 November 2012

Pengertian Perubahan Sosial dan Bentuk Perubahan Sosial

Perubahan menurut KBBI merupakan suatu hal (keadaan) yang berubah; peralihan; pertukaran. Perubahan dalam diri manusia sudah terjadi sejak manusia itu lahir dan terus terjadi sampai akhir hayatnya. Sedangkan pengertian sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat atau yang berkaitan dengan kepentingan umum. Menurut buku Pengantar Sosiologi karya Soerjono Soekanto, perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memperngaruhi sistem sosialnya, didalamnya termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 

Perubahan sosial dalam masyarakat berkaitan dengan :
  • nilai-nilai sosial
  • pola-pola perilaku
  • organisasi
  • lembaga kemasyarakatan
  • lapisan masyarakat
  • kekuasaan, wewenang dan lain-lain
Karena perubahan sosial mencakup pembahasan yang cukup luas, maka apa bila anda ingin melakukan penelitian sebaiknya anda menentukan penelitian tentang perubahan apa yang anda inginkan. Hal ini bertujuan agar penelitian anda tentang masalah perubahan sosial dalam suatu masyarakat dapat terlaksana dengan bisa dikemukakan hasilnya dengan jelas.

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan;
  1. Perubahan Cepat (revolusi) dan Perubahan Lambat (evolusi)
  2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
  3. Perubahan yang dikehendaki (Intended-Change) atau perubahan yang direncanakan (Planned Change) dan Perubahan yang tidak dikehendaki (Unintended-Change) atau Perubahan yang tidak direncanakan (Unplanned-change)
Faktor-faktor yang menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan;
  1. Bertambah atau berkurangnnya penduduk
  2. Penemuan-penemuan Baru.
  3. Pertentangan (Conflict) masyarakat
  4. Terjadi Pemberontakan atau Revolusi
Faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan antara lain
1. Faktor Pendorong
  • kontak dengan kebudayaan lain
  • sistem pendidikan yang cepat berkembang
  • sikap saling menghargai
  • toleransi terhadap perubahan menyimpang
  • sistem masyarakat yang terbuka
  • dan seterusnya
2. Faktor Penghalang
  • kurang komunikasi dengan masyarakat lain
  • perkembangan sistem pendidikan yang terlambat
  • sikap masyarakat yang tradisional
  • hambatan ideologis
  • kebiasaan
  • nilai pasrah

Auguste Comte dan Teorinya

Auguste Comte memiliki nama panjang Isidore Marie Auguste François Xavier Comte, lahir di Montpelier, Prancis pada tanggal 19 Januari 1798. Comte menikah dengan Caroline Massin yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1842. Ia adalah seorang tokoh sosiologi dari Prancis. Ia dijuluki sebagai “Bapak Sosiologi”  karena ia adalah orang yang pertama kali memakai istilah sosiologi dan mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga ilmu tersebut melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19 (1856).Ia dikenal sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial, sehingga teori yang ia buat banyak digunakan dalam perkembangan sosiologi. Auguste Comte adalah penyumbang terbesar untuk membangun sosiologi sebagai suatu ilmu.
Teori – teori yang dikemukakan oleh Auguste Comte banyak dipengaruhi oleh berbagai latar belakang diantaranya adalah:

  1. Revolusi perancis dengan segala aliran pikiran yang berkembang pada masa itu. Comte tidaklah dapat dipahami tanpa latar belakang revolusi perancis dan juga Restorasi Dinasti Bourbon di Perancis yaitu pada masa timbulnya krisis sosial yang maha hebat dimasa itu. Sebagai seorang ahli pikir, Comte berusaha untuk memahami krisis yang sedang terjadi tersebut. ia berpendapat bahwa manusia tidaklah dapat keluar dari krisis sosial yang terjadi itu tanpa melalui pedoman – pedoman berpikir yang bersifat scientific.
  2. Adanya filsafat sosial yang berkembang di Perancis pada abad ke-18. Khususnya filsafat yang dikembangkan oleh para penganut paham encyclopedist ini, terutama dasar – dasar pikirannya, sekalipun kelak ia mengambil posisi tersendiri setelah keluar dari aliran ini.
  3. Aliran reaksioner dari para ahli pikir Thoecratic terutama yang bernama De Maistre dan De Bonald. Aliran reaksioner dalam pemikiran Katolik Roma adalah aliran yang menganggap bahwa abad pertengahan kekuasaan gereja sangat besar, adalah periode organis, yaitu suatu periode yang secara paling baik dapat memecahkan berbagai masalah – masalah sosial. Aliran ini menentang pendapat para ahli yang menganggap bahwa abad pertengahan adalah abad di mana terjadinya stagmasi didalam ilmu pengetahuan, karena kekuasaan gereja yang demikian besar di segala lapangan kehidupan. Comte telah membaca karya – karya pemikir Theocratic dibawah pengaruh Sain– Simont sebagaimana diketahui Sain– Simont juga menganggap bahwa abad pertengahan adalah periode organic yang bersifat konstruktif.
  4. Sumber terakhir yang melatarbelakangi pemikiran Comte adalah lahirnya aliran yang dikembangkan oleh para pemikir sosialistik, terutama yang diprakarsai oleh Sain– Simont. Comte telah membangun hubungan yang sangat erat dengan Sain– Simont dan juga dengan para ahli pikir sosialis Prancis lainnya. Comte di suatu pihak akan membangun pengetahuan sosial dan dipihak lain akan membangun kehidupan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat scientific. Sebenarnya Comte memiliki sifat tersendiri terhadap aliran ini, tetapi sekalipun demikian dasar – dasar aliran masih tetap dianutnya terutama pemikiran mengenai pentingnya suatu pengawasan kolektif terhadap masyarakat, dan mendasarkan pengawasan tersebut didalam suatu dasar yang bersifat scientific.
Karya – karya Auguste Comte diantaranya adalah Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian yaitu Social Statics dan Social Dynamic. Pembagian sosiologi kedalam dua bagian ini bukan berarti akan memisahkannya satu sama lain. Bagian yang paling penting dari sosiologi menurut Auguste Comte adalah apa yang disebutnya dengan social dynamic, yaitu teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat. Karena social dynamic merupakan study tentang sejarah yang akan menghilangkan filsafat yang spekulatif tentang sejarah itu sendiri.

1.Social Dinamic

Social dynamics adalah teori tentang perkembangan manusia. Augute Comte berpendapat bahwa di dalam masyarakat terjadi perkembangan yang terus menerus, sekalipun dia juga menambahkan bahwa perkembangan umum dari masyarakat tidak merupakan jalan lurus. Comte berpendapat bahwa jawaban tentang perkembangan sosial harus dicari dari karakteristik yang membedakan antara manusia dengan binatang. Menurut Comte, yang membedakan manusia dengan binatang adalah perkembangan inteligensi manusia yang lebih tinggi.
Comte mengajukan hukum tentang 3 tingkatan inteligensi manusia, yaitu pemikiran yang bersifat theologis atau fictious, metaphisik atau abstrak, scientific atau positive. Sjarah umat manusia sebenarnya ditentukan oleh pertumbuhan dari pemikiran manusia, hukum tertinggi dari sosiologi haruslah hukum tentang perkembangan inteligensi manusia.
  • The Law of three stages (Hukum Tiga Tahap)
Hukum tiga tahap merupakan hukum tentang perkembangan inteligensi manusia, dan yang berlaku tidak hanya terhadap perkembangan manusia, tetapi juga berlaku terhadap perkembangan individu. Hukum tiga tahap terdiri dari 3 tahap perkembangan pikiran manusia yaitu The Telogical, or Fictitious; The Metaphysical or Abstract; dan The Scientific, or Positive.
  • The Law of the hierarchie of the sciencies (Hierarki dari llmu Pengetahuan)
Di dalam menyusun susunan ilmu pengetahuan, Comte menyadarkan diri kepada tingkat perkembangan pemikiran manusia dengan segala tingkah laku yang terdapat didalamnya. Sehingga sering kali terjadi didalam pemikiran manusia, kita menemukan suatu tingkat pemikiran yang bersifat scientific.
  • The Law of the correlation of practical activities
Comte yakin bahwa ada hubungan yang bersufat natural antara cara berfikir yang theologies dengan militerisme. Cara berfikir theologies mendorong timbulnya usaha-usaha untuk menjawab semua persoalan melalui kekuatan(force). Karena itu, kekuasaan dan kemenangan selalu menjadi tujuan daripada masyarakat primitive dalam hubungan satu sama lain.
  • The Law of the correlation of the feelings
Comte menganggap bahwa masyarakat hanya dapat dipersatukan oleh feelings. Demikianlah, bahwa sejarah telah memperlihatkan adanya korelasi antara perkembangan pemikiran manusia dengan perkembangan dari social sentiment.

2. Social Statics

Social statics adalah bagian yang lebih elememter didalam sosiologi tetapi kedudukannya tidak begitu penting dibandingkan dengan social dynamics. Fungsi sosial statics adalah untuk mencari hukum – hukum tentang aksi dan reaksi dari pada berbagai bagian didalam suatu sistem sosial. Sedangkan dalam sosial statics mencari hukum – hukum tentang gejala – gejala sosial yang bersamaan waktu terjadinya. Didalam sosial statics, terdapat 4 doktrin yaitu doktrin tentang individu, keluarga, masyarakat dan negara.

Kamis, 22 November 2012

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

1. Menurut Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu. Adapun ciri fakta sosial adalah:
a. Bersifat eksternal terhadap individu, artinya fakta sosial berada di luar individu. 
b. Bersifat memaksa individu. 
c. Bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam satu masyarakat. 

2. Menurut Auguste Comte
Suatu pandangan menarik dari Comte adalah bahwa sosiologi menurutnya merupakan ratu ilmu-ilmu sosial. Dalam bayangannya mengenai hierarki ilmu, sosiologi menempati kedudukan teratas di atas astronomi, fisika, ilmu kimia, dan biologi. Menurut Comte, sosiologi adalah studi tentang Statika Sosial (social statics) dan dinamika sosial (social dynamics). Dalam hal ini statika sosial mewakili stabilitas, sedangkan dinamika mewakili perubahan. Dengan memakai analogi biologi, Comte menyatakan hubungan antara statika sosial dengan dinamika sosial dapat disamakan dengan hubungan antara anatomi dan fisiologi dan menganggap masyarakat seperti organisme hidup, artinya masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain. Akan tetapi pada akhirnya Comte tidak benar-benar mengembangkan pemikiran ini.

3. Menurut Max Weber
Sosiologi bagi Weber adalah ilmu pengetahuan tentang tindakan sosial. Masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Secara jelas, sosiologi bagi Weber adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dengan cara melakukan interpretasi atas tindakan sosial. Bertitik tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial, Weber menyebutkan ada lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian ilmu sosiologi:
a. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subjektif. 
b. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subjektif. 
c. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. 
d. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. 
e. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu. 

4. Menurut Wright Mills
Satu pernyataan yang penting dari Mills adalah bahwa untuk dapat memahami apa yang terjadi di dunia maupun apa yang ada dalam diri sendiri manusia memerlukan apa yang dinamakan dengan sociological imagination (khayalan sosiologis). Pemikiran ini bertujuan untuk memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Untuk melakukannya diperlukan dua peralatan pokok yaitu personal troubles of millieu (gangguan pada lingkungan pergaulan bersifat pribadi) dan public issues of social structure (isu-isu umum tentang struktur sosial).